MORFOLOGI BUNGA DAN PROSES PENYERBUKAN
(Laporan
Praktikum Biologi Pertanian)
Oleh
:
Muhammad
Faizal
Amin
1810511210010
Kelompok 3
PROGRAM STUDI
AGRONOMI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2018
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bunga adalah struktur pembiakan pada tumbuhan berbunga, yaitu
tumbuhan-tumbuhan dalam divisi Magnoliophyta.
Bunga mengandung organ-organ tumbuhan, dan fungsinya ialah untuk menghasilkan
biji-biji melalui pembiakan. Untuk tumbuhan-tumbuhan yang bertaraf lebih
tinggi, biji-biji merupakan generasi berikutnya, dan bertindak sebagai cara
yang utama untuk penyebaran individu-individu spesies secara luas (Lakitan,
2010).
Berdasarkan jumlah bunga, tumbuhan dapat dibedakan menjadi tumbuhan
berbunga tunggal (planta uniflora) dan tumbuhan berbunga banyak (planta multiflora). Berdasarkan letaknya, bunga dibedakan menjadi bunga
terminal bila letaknya di ujung cabang atau ujung batang dan bunga aksiler
apabila bunga terletak di ketiak daun (Allard, 2011).
Bunga majemuk tidak terbatas dibedakan menjadi bunga majemuk dengan ibu
tangkai tidak bercabang dan bunga majemuk dengan ibu tangkai bercabang. Contoh
yang pertama adalah bunga bulir, tongkol, untai, tandan, cawan, payung,
bongkol, dan bunga periuk. Contoh yang kedua adalah bunga malai, thyrse, malai
rata, bulir majemuk, tongkol majemuk dan payung majemuk (Muzayyinah, 2008).
Bagian-bagian bunga tunggal terdiri atas tangkai bunga (pedicel), dasar bunga (receptacle), kelopak (calyx), mahkota (corolla), benang sari (stamen),
dan putik (pistil). Bagian-bagian
bunga majemuk terdiri atas ibu tangkai bunga (peduncle), daun pelindung (bract),
daun tangkai (bracteola), tangkai
daun dan bunga (Widya, 2012).
Bunga biasanya mempunyai dua macam alat kelamin, dan justru alat-alat itulah
yang sesungguhnya merupakan bagian-bagian bunga yang terpenting, karena dengan
adanya alat-alat tersebut dapat kemudian dihasilkan alat perkembangbiakan atau
calon tumbuhan baru. Bardasarkan alat-alat kelamin yang terdapat pada
masing-masing bunga, orang membedakan (Tjitrosoepomo,2007).
Bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus),
yaitu bunga yang padanya terdapat benang sari (alat kelamin jantan) maupun
putik (alat kelamin betina). Bunga berkelamin tunggal (unisexualis), jika pada bunga hanya terdapat salh satu dari kedua
macam alat kelaminnya. Bunga mandul atau tidak berkelamin, jika pada bunga
tidak terdapat benang sari maupun putik (Tjitrosoepomo, 2003).
Tujuan
Mengetahui bunga sempurna dan tidak sempurna, bunga lengkap dan tidak
lengkap, fungsi bunga, macam-macam penyerbukan, proses penyerbukan serta
menggambarkan bagian-bagian bunga.
TINJAUAN PUSTAKA
Bunga (flos) adalah
struktur reproduksi sexual pada tumbuhan berbunga. Bunga hanya dipunyai oleh
divisi Magnoliophyta atau Spermatophyta sub Divisi Angiosprmae.Bunga
tidak ditemukan di Gymnosprmae, Pteridophyta atau Bryophyta. Pada
bunga terdapat organ reproduksi yang dinamakan putik dan benang sari. Bunga
secara sehari-hari juga digunakan untuk menyebut struktur yang secara botani
disebut bunga majemuk (Widya,
2012).
Pada bunga terdapat
bagian-bagian yang akan menghasilkan buah yang didalamnya terdapat biji jika
terjadi penyerbukan dan pembuahan. Bunga merupakan modifikasi
dari batang dan daun. Bunga umumnya memiliki sifat-sifat yang menarik. Bagian-bagian penyusun bunga
pada setiap bunga dapat berbeda dapat pula sama. Ada bunga yag memiliki bagian
yang lengkap dan ada bunga yang tidak memiliki salah satu atau salah dua bagin
tersebut. Bunga dikatakan bungan sejati atau bunga lengkap jika memiliki
kelopak, mahkota, putik dan benang sari (Widya, 2012).
Tumbuhan yang hanya
menghasilka satu bunga saja dinamakan bunga tunggal sedangkan bunga yang
menghasilkan bunga bayak dinamakan bunga banyak. Jika tumbuhan hanya memiliki
satu bunga saja, biasaya bunga tersbut berada di ujung batang, jika bunganya
banyak, dapat sebagian bunga-bunga tadi terdapat dalam ketiak-ketiak daun dan
sebagian pada ujung batang atau cabang-cabang.
Jadi menurut tempatnya bungan terletak pada ketiak daun dan juga ujung batang
(Tjirosoepomo, 2003).
Suatu bunga majemuk
harus dapat dibedakan dari cabang yang mendukung sejumlah bunga di ketiaknya.
Di antara bunga-bunga yang terdapat pada cabang itu terdapat daun-daun yang
berguna untuk berasimilasi. Sumbu yang mendukung bunga-bunga yang telah
berkelompok itu tidak lagi berdaun, atau jika ada daunnya, daun-daun tadi telah
mengalami metamorfosis dan tidak lagi berguna sebagai alat untuk asimilasi
(Tjirosoepomo, 2003).
Bagian-bagian bunga
yang bersifat seperti batang, misalnya ibu
tangkai bunga (peduncle, pedunculus), yakni tangkai utama yang
mendukung keseluruhan bunga majemuk. Bagian ibu tangkai bunga di tengah-tengah
perbungaan, di mana tangkai-tangkai bunga individual melekat, disebut rakis (rachis), tangkai bunga (pedicel, pedicellus),
yakni tangkai masing-masing kuntum bunga individual, kemudian dasar bunga (receptacle, receptaculum), yakni ujung tangkai bunga yang mendukung bagian lain
dari bunga (Tjirosoepomo,
2003)
Bagian-bagian bunga yang
bersifat seperti daun, misalnya, Daun
pelindung (bract, bractea), yakni daun yang pada ketiaknya
muncul ibu tangkai bunga,
lalu daun
tangkai (bracteole, bracteola), yakni daun (1–2 helai) yang
muncul pada pangkai tangkai bunga,
kemudian kelopak bunga (calyx),
yakni pada bunga-bunga tunggal/individual, seludang
bunga (spatha), yakni daun pelindung
besar yang menyelubungi seluruh bunga majemuk sebelum mekar, misalnya pada suku
palem-paleman (Arecaceae). Setelah itu, daun pembalut (involucre, involucrum), yakni
sejumlah daun pelindung yang tersusun dalam lingkaran mengitari dasar bunga
majemuk, daun kelopak tambahan (epicalyx), yakni sejumlah daun pelindung yang tersusun dalam
lingkaran di bawah kelopak bunga. Misalnya pada marga Hibiscus (Tjirosoepomo, 2003).
Sifat-sifat bunga
majemuk antara lain, bunga
majemuk tak terbatas (inflorescentia racemosa), Yaitu bunga majemuk yang ibu
tangkainya dapat tumbuh terus, dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi
atau tidak, dan mempunyai susunan “acropetal”
“(semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai) dan bunga-bunganya mekar
berturut-turut dari bawah ke atas (
Widya, 2012).
Beberapa bentuk
peralihan, ibu tangkai tidak bercabang, tandan
(racemus, botrys), bunga-bunga individual bertangkai tertancap di sepanjang
ibu tangkai bunga yang tak bercabang. Misalnya pada kembang merak (Caesalpinia
pulcherrima Swartz),
bulir
(spike, spica), tandan dengan bunga-bunga individual tak bertangkai
(duduk). Misalnya pada bunga Jarong (Stachytarpheta jamaicensis Vahl.). Bunga cawan (corymb, corymbus), tandan
dengan kuntum-kuntum bunga yang tangkainya bervariasi panjangnya, sehingga
permukaan atas mendatar atau agak menggembung. Bunga cawan lazimnya ada dua
macam bunga, yaitu: bunga pita: bunga yang mandul yang terdapat sepanjang tepi
cawan, dinamakan bunga pinggir (flos marginalis), seringkali mempunyai
mahkota yang berbentuk pita (flos ligulatus), dan bunga tabung: bunga yang
terdapat di atas cawannya sendiri (flos
disci), seringkali kecil dan
berbentuk tabung. Mempunyai kedua macam alat kelamin (benang sari dan putik)
dan dapat menghasilkan buah.Bunga cawan dengan bagian-bagian yang lengkap
seperti diuraikan di atas misalnya pada bunga matahari (Helianthus
annuus L.). Bunga
payung (umbel, umbella), tandan dengan ibu tangkai bunga yang pendek dan seberkas
kuntum bunga yang tangkai-tangkainya muncul dari ketinggian yang sama.Bunga
payung terdapat pada tumbuhan suku Umbelliferae.
Bunga payung yang bertingkat, lazimnya disebut bunga payung majemuk seperti
terdapat pada wortel (Daucus carota L.). Tongkol (spadix), seperti bulir, tetapi ibu tangkai besar, tebal, dan
seringkali berdaging, misalnya pada jagung (Zea mays L.), tetapi
hanya bunga yang betina
(Tjirosoepomo, 2003)
Pada sebuah tongkol,
bunga betinanya terdapat dibagian atas, sedangkan bunga jantan di bagian bawah,
dan di antara kedua jenis bunga itu seringkali terdapat bunga-bunga yang
mandul, seperti pada iles-iles dan tumbuhan yang tergolong suku Araceae pada umumnya. Bongkol (capitulum), bunga majemuk yang menyerupai bunga cawan, tetapi tanpa
daun-daun pembalut, dan ujung ibu tangkai biasanya membengkak, sehingga bunga
majemuk seluruhnya berbentuk seperti bola. Bunga-bunga yang duduk di bagian
yang membengkak seringkali mempunyai sisik (palea)
pada pangkal, jadi sisik itu terletak pada bongkolnya (ujung ibu tangkai yang
membengkak). Umumnya terdapat pada tumbuhan suku Mimosaceae, misalnya lamtoro (Leucaena
glauca), petai (Parkia speciosa), sikejut (Mimosa pudica L.),
dll. Untai atau bunga lada (amentum),
seperti bulir, tetapi ibu tangkai hanya mendukung bunga-bunga yang berkelamin
tunggal, dan runtuh seluruhnya (bunga majemuk yang mendukung bunga jantan, yang
betina menjadi buah), misalnya pada sirih (Piper betle L.) (Tjirosoepomo,
2003).
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan
Bahan yang digunakan pada kali ini :
1.
Bunga
mawar (Rosa sp.).
2.
Bunga
pepaya (Carica papaya L.).
3.
Bunga
sepatu (Hibiscus rosa-sinensis).
4.
Bunga
bougenville (Bougainville spectabilis).
Alat
Alat yang digunakan pada pratikum kali ini adalah :
1.
Buku
gambar.
2.
Alat tulis.
3.
Pensil
warna
Waktu
dan tempat
Praktikum biologi yang dilaksanakan pada Hari Kamis, Tanggal 22 November
2018 pada pukul 13.00-14.40. di Laboratorium Biologi Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Lambung
Mangkurat Banjarbaru.
Prosuder Kerja
Prosedur kerja pratikum ini adalah sebagai berikut.
1.
Siapkan
alat dan bahan
2.
Amati
bunga. Tentukan bunga berdasarkan kelengkapan, kelamin, warna dan bagian-bagian
bunga.
3.
Gambar
bagian-bagian bunga tersebut.
HASIL DAN PENGAMATAN
Hasil dari pengamatan pratikum ini
adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Morfologi bunga mawar
(Rossa sp.).
Gambar tangan
|
|
|
|
Keterangan
|
Klasifikasi
|
·
Dalam kelengkapan bunga termasuk bunga lengkap.
·
Berdasarkan kelamin bunga termasuk bunga sempurna.
·
Berdasarkan jumlahnya termasuk bunga tunggal (Planta uniflora).
·
Penyerbukannya termasuk penyerbukan sendiri (Autogamy).
|
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Rosales
Famili: Rosaceae
Subfamili: Rosoideae
Genus: Rosa L.
|
Tabel 2. Morfologi bunga pepaya
(Carica papaya L.)
Gambar tangan
|
|
|
|
Keterangan
|
Klasifikasi
|
·
Dalam kelengkapan bunga termasuk bunga tidak lengkap.
·
Berdasarkan kelamin bunga termasuk bunga tidak sempurna.
·
Berdasarkan jumlahnya jika bunga
betina maka termasuk bunga tunggal (Planta uniflora) sedanglan kalau bunga
jantan termasuk bunga majemuk (Planta
multiflora).
·
Penyerbukannya termasuk penyerbukan silang (Allogamy)
|
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Violales
Famili: Caricaceae
Subfamili: Caricaideae
Genus: Carica
Spesies: Carica papaya L.
|
Tabel 3. Morfologi bunga sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis).
Gambar tangan
|
|
|
|
Keterangan
|
Klasifikasi
|
·
Dalam kelengkapan bunga termasuk bunga lengkap.
·
Berdasarkan kelamin bunga termasuk bunga sempurna.
·
Berdasarkan jumlahnya termasuk bunga tunggal (Planta uniflora).
·
Penyerbukannya termasuk penyerbukan sendiri (Autogamy)
|
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Rosales
Famili: Rosaceae
Subfamili: Rosoideae
Genus: Rosa L.
|
Tabel 4. Morfologi bunga
bougenville (Bougainville spectabilis ).
Gambar tangan
|
|
|
|
Keterangan
|
Klasifikasi
|
·
Dalam kelengkapan bunga termasuk bunga tidak lengkap.
·
Berdasarkan kelamin bunga termasuk bunga sempurna.
·
Berdasarkan jumlahnya termasuk bunga majemuk (Planta multiflora).
·
Penyerbukannya termasuk penyerbukan sendiri (Autoogamy)
|
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Caryophyllales
Famili: Nyctaginaceae
Subfamili: Nyctaginaideae
Genus: Bougainville spectabilis.
|
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan menunjukan bahwa setiap bunga memiliki
perbedaan yang mencolok. Perbedaan tersebut tergantung pada jenis tumbuhan
apakah yang diamati tersebut.
Seperti pada mawar (Rossa sp.)
yang kelengkapan bunganya termasuk bunga lengkap karena memiliki putik,
tangkai, dasar bunga, benang sari, mahkota, dan kelopak. Selain itu bunga ini
berdasarkan kelamin bunganya termasuk bunga sempurna karena memiliki putik dan
benang sari. Kemudian bunga ini bertipe bunga tunggal (planta uniflora) karena bunganya hanya memiliki satu tangkai saja.
Yang terakhir, jenis penyerbukannya
adalah penyerbukan sendiri (Autogamy).
Bunga pepaya (Carica papaya L.) memiliki kelengkapan bunga
yang tidak lengkap karena tidak memiliki beberapa bagian bunga lengkap.
Kemudian bunga ini termasuk bunga tidak sempurna berdasarkan kelamin bunga
karena pepaya terbagi dua jenis
berdasarkan kelamin bunganya
yaitu bunga jantan yang hanya
memiliki benang sari dan bunga betina yang hanya memiliki putik saja.
Berdasarkan tipenya tergantung apakah
bunga jantan atau bunga betina, jika bunga betina maka termasuk bunga tunggal (Planta uniflora) sedanglan kalau bunga jantan termasuk bunga
majemuk (Planta multiflora). Termasuk
dalam penyerbukan silang (Allogamy).
Bunga kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) yang memiliki kelengkapan bunga yang lengkap karena memiliki
putik, tangkai, dasar bunga, benang sari, mahkota, dan kelopak. Termasuk dalam
bunga sempurna berdasarkan kelamin bunga karena memiliki putik dan benang sari.
Selain itu juga tipenya termasuk bunga tuggal karena hanya memiliki satu bunga
dalam satu tangkai. Penyerbukannya termasuk penyerbukan sendiri (Autogamy).
Pada bunga bougenville (Bougainville
spectabilis) termasuk dalam bunga tidak lengkap dalam kelengkapan bunga karena tidak memeiliki
salah satu bagian bunga. Termasuk bunga
sempurna karena memiliki putik dan benang sari. Kemudian termasuk bunga majemuk
(Planta Multiflora) karena dalam satu
tangkai terdapat banyak bunga. Memiliki penyerbukan sendiri (Autogamy).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan pada pratikum kali ini adalah sebagai berikut.
1.
Bunga
dibedakan berdasarkan kelengkapan bunganya, yaitu bunga yang lengkap dan bunga
yang tidak lengkap.
2.
Bunga
menurut kelaminnya bunga sempurna yang memiliki putik dan benang sari, dan juga
bunga tidak sempurna yang tidak memiliki salah satu diantaranya.
3.
Pada
pepaya dibedakan menjadi dua jenis menurut kelaminnya yaitu pepaya jantan dan
pepaya betina.
4.
Penyerbukan
pada bunga dapat dibedakan menjadi beberapa jenis diantaranya penyerbukan
silang dan penyerbukan sendiri.
Saran
Saran dalam pratikum ini adalah dimohonkan untuk dijelaskan proses
penyerbukan pada bunga dan diharap kepada asisten dosen lebih lengkap dalam
penyampaian materi.
DAFTAR PUSTAKA
Allard,
2011. Materi Pokok Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan, Universitas
Terbuka. Jakarta
Lakitan, 2010. Identifikasi Bunga. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Sulasmi, 2009. Biologi.
Erlangga. Jakarta.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2003. Morfologi Tumbuhan. UGM
Press.
Yogyakarta.
Widya. 2012. Morfologi tumbuhan. UGM Press.
Yoyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar