Minggu, 02 Desember 2018

Laporan pratikum biologi : Morfologi bunga


MORFOLOGI BUNGA DAN PROSES PENYERBUKAN

(Laporan Praktikum Biologi Pertanian)

                                                            




Oleh :
Muhammad Faizal Amin
1810511210010
Kelompok 3













PROGRAM STUDI AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2018
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bunga adalah struktur pembiakan pada tumbuhan berbunga, yaitu tumbuhan-tumbuhan dalam divisi Magnoliophyta. Bunga mengandung organ-organ tumbuhan, dan fungsinya ialah untuk menghasilkan biji-biji melalui pembiakan. Untuk tumbuhan-tumbuhan yang bertaraf lebih tinggi, biji-biji merupakan generasi berikutnya, dan bertindak sebagai cara yang utama untuk penyebaran individu-individu spesies secara luas (Lakitan, 2010).
Berdasarkan jumlah bunga, tumbuhan dapat dibedakan menjadi tumbuhan berbunga tunggal (planta uniflora) dan tumbuhan berbunga banyak (planta multiflora). Berdasarkan letaknya, bunga dibedakan menjadi bunga terminal bila letaknya di ujung cabang atau ujung batang dan bunga aksiler apabila bunga terletak di ketiak daun (Allard, 2011).
Bunga majemuk tidak terbatas dibedakan menjadi bunga majemuk dengan ibu tangkai tidak bercabang dan bunga majemuk dengan ibu tangkai bercabang. Contoh yang pertama adalah bunga bulir, tongkol, untai, tandan, cawan, payung, bongkol, dan bunga periuk. Contoh yang kedua adalah bunga malai, thyrse, malai rata, bulir majemuk, tongkol majemuk dan payung majemuk (Muzayyinah, 2008).
Bagian-bagian bunga tunggal terdiri atas tangkai bunga (pedicel), dasar bunga (receptacle), kelopak (calyx), mahkota (corolla), benang sari (stamen), dan putik (pistil). Bagian-bagian bunga majemuk terdiri atas ibu tangkai bunga (peduncle), daun pelindung (bract), daun tangkai (bracteola), tangkai daun dan bunga (Widya, 2012).
Bunga biasanya mempunyai dua macam alat kelamin, dan justru alat-alat itulah yang sesungguhnya merupakan bagian-bagian bunga yang terpenting, karena dengan adanya alat-alat tersebut dapat kemudian dihasilkan alat perkembangbiakan atau calon tumbuhan baru. Bardasarkan alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga, orang membedakan (Tjitrosoepomo,2007).
Bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus), yaitu bunga yang padanya terdapat benang sari (alat kelamin jantan) maupun putik (alat kelamin betina). Bunga berkelamin tunggal (unisexualis), jika pada bunga hanya terdapat salh satu dari kedua macam alat kelaminnya. Bunga mandul atau tidak berkelamin, jika pada bunga tidak terdapat benang sari maupun putik (Tjitrosoepomo, 2003).

Tujuan
Mengetahui bunga sempurna dan tidak sempurna, bunga lengkap dan tidak lengkap, fungsi bunga, macam-macam penyerbukan, proses penyerbukan serta menggambarkan bagian-bagian bunga.








TINJAUAN PUSTAKA
Bunga (flos) adalah struktur reproduksi sexual pada tumbuhan berbunga. Bunga hanya dipunyai oleh divisi Magnoliophyta atau Spermatophyta sub Divisi Angiosprmae.Bunga tidak ditemukan di Gymnosprmae, Pteridophyta atau Bryophyta. Pada bunga terdapat organ reproduksi yang dinamakan putik dan benang sari. Bunga secara sehari-hari juga digunakan untuk menyebut struktur yang secara botani disebut bunga majemuk (Widya, 2012).
Pada bunga terdapat bagian-bagian yang akan menghasilkan buah yang didalamnya terdapat biji jika terjadi penyerbukan dan pembuahan. Bunga merupakan  modifikasi dari batang dan daun. Bunga umumnya memiliki sifat-sifat yang menarik. Bagian-bagian penyusun bunga pada setiap bunga dapat berbeda dapat pula sama. Ada bunga yag memiliki bagian yang lengkap dan ada bunga yang tidak memiliki salah satu atau salah dua bagin tersebut. Bunga dikatakan bungan sejati atau bunga lengkap jika memiliki kelopak, mahkota, putik dan benang sari (Widya, 2012).
Tumbuhan yang hanya menghasilka satu bunga saja dinamakan bunga tunggal sedangkan bunga yang menghasilkan bunga bayak dinamakan bunga banyak. Jika tumbuhan hanya memiliki satu bunga saja, biasaya bunga tersbut berada di ujung batang, jika bunganya banyak, dapat sebagian bunga-bunga tadi terdapat dalam ketiak-ketiak daun dan sebagian pada ujung batang atau cabang-cabang. Jadi menurut tempatnya bungan terletak pada ketiak daun dan juga ujung batang (Tjirosoepomo, 2003).
Suatu bunga majemuk harus dapat dibedakan dari cabang yang mendukung sejumlah bunga di ketiaknya. Di antara bunga-bunga yang terdapat pada cabang itu terdapat daun-daun yang berguna untuk berasimilasi. Sumbu yang mendukung bunga-bunga yang telah berkelompok itu tidak lagi berdaun, atau jika ada daunnya, daun-daun tadi telah mengalami metamorfosis dan tidak lagi berguna sebagai alat untuk asimilasi (Tjirosoepomo, 2003).
Bagian-bagian bunga yang bersifat seperti batang, misalnya ibu tangkai bunga (peduncle, pedunculus), yakni tangkai utama yang mendukung keseluruhan bunga majemuk. Bagian ibu tangkai bunga di tengah-tengah perbungaan, di mana tangkai-tangkai bunga individual melekat, disebut rakis (rachis), tangkai bunga (pedicel, pedicellus), yakni tangkai masing-masing kuntum bunga individual, kemudian dasar bunga (receptacle, receptaculum), yakni ujung tangkai bunga yang mendukung bagian lain dari bunga (Tjirosoepomo, 2003)
Bagian-bagian bunga yang bersifat seperti daun, misalnya, Daun pelindung (bract, bractea), yakni daun yang pada ketiaknya muncul ibu tangkai bunga, lalu daun tangkai (bracteole, bracteola), yakni daun (1–2 helai) yang muncul pada pangkai tangkai bunga, kemudian kelopak bunga (calyx), yakni pada bunga-bunga tunggal/individual, seludang bunga (spatha), yakni daun pelindung besar yang menyelubungi seluruh bunga majemuk sebelum mekar, misalnya pada suku palem-paleman (Arecaceae). Setelah itu, daun pembalut (involucre, involucrum), yakni sejumlah daun pelindung yang tersusun dalam lingkaran mengitari dasar bunga majemuk, daun  kelopak tambahan (epicalyx), yakni sejumlah daun pelindung yang tersusun dalam lingkaran di bawah kelopak bunga. Misalnya pada marga Hibiscus (Tjirosoepomo, 2003).
Sifat-sifat bunga majemuk antara lain, bunga majemuk tak terbatas (inflorescentia racemosa), Yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus, dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak, dan mempunyai susunan “acropetal” “(semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai) dan bunga-bunganya mekar berturut-turut dari bawah ke atas ( Widya, 2012).
Beberapa bentuk peralihan, ibu tangkai tidak bercabang, tandan (racemus, botrys), bunga-bunga individual bertangkai tertancap di sepanjang ibu tangkai bunga yang tak bercabang. Misalnya pada  kembang merak (Caesalpinia pulcherrima Swartz), bulir (spike, spica), tandan dengan bunga-bunga individual tak bertangkai (duduk). Misalnya pada bunga Jarong (Stachytarpheta jamaicensis Vahl.). Bunga cawan (corymb, corymbus), tandan dengan kuntum-kuntum bunga yang tangkainya bervariasi panjangnya, sehingga permukaan atas mendatar atau agak menggembung. Bunga cawan lazimnya ada dua macam bunga, yaitu: bunga pita: bunga yang mandul yang terdapat sepanjang tepi cawan, dinamakan bunga pinggir (flos marginalis), seringkali mempunyai mahkota yang berbentuk pita (flos ligulatus), dan bunga tabung: bunga yang terdapat di atas cawannya sendiri (flos disci), seringkali kecil dan berbentuk tabung. Mempunyai kedua macam alat kelamin (benang sari dan putik) dan dapat menghasilkan buah.Bunga cawan dengan bagian-bagian yang lengkap seperti diuraikan di atas misalnya pada bunga matahari (Helianthus annuus L.). Bunga payung (umbel, umbella), tandan dengan ibu tangkai bunga yang pendek dan seberkas kuntum bunga yang tangkai-tangkainya muncul dari ketinggian yang sama.Bunga payung terdapat pada tumbuhan suku Umbelliferae. Bunga payung yang bertingkat, lazimnya disebut bunga payung majemuk seperti terdapat pada wortel (Daucus carota L.). Tongkol (spadix), seperti bulir, tetapi ibu tangkai besar, tebal, dan seringkali berdaging, misalnya pada jagung (Zea mays L.), tetapi hanya bunga yang betina (Tjirosoepomo, 2003)
Pada sebuah tongkol, bunga betinanya terdapat dibagian atas, sedangkan bunga jantan di bagian bawah, dan di antara kedua jenis bunga itu seringkali terdapat bunga-bunga yang mandul, seperti pada iles-iles dan tumbuhan yang tergolong suku Araceae pada umumnya. Bongkol (capitulum), bunga majemuk yang menyerupai bunga cawan, tetapi tanpa daun-daun pembalut, dan ujung ibu tangkai biasanya membengkak, sehingga bunga majemuk seluruhnya berbentuk seperti bola. Bunga-bunga yang duduk di bagian yang membengkak seringkali mempunyai sisik (palea) pada pangkal, jadi sisik itu terletak pada bongkolnya (ujung ibu tangkai yang membengkak). Umumnya terdapat pada tumbuhan suku Mimosaceae, misalnya lamtoro (Leucaena glauca), petai (Parkia speciosa), sikejut (Mimosa pudica L.), dll. Untai  atau bunga lada (amentum), seperti bulir, tetapi ibu tangkai hanya mendukung bunga-bunga yang berkelamin tunggal, dan runtuh seluruhnya (bunga majemuk yang mendukung bunga jantan, yang betina menjadi buah), misalnya pada sirih (Piper betle L.) (Tjirosoepomo, 2003).




BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan
Bahan yang digunakan pada kali ini :
1.      Bunga mawar (Rosa sp.).
2.      Bunga pepaya (Carica papaya L.).
3.      Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis).
4.      Bunga bougenville (Bougainville spectabilis).

Alat
Alat yang digunakan pada pratikum kali ini adalah :
1.      Buku gambar.
2.       Alat tulis.
3.      Pensil warna

Waktu dan tempat
Praktikum biologi yang dilaksanakan pada Hari Kamis, Tanggal 22 November 2018 pada pukul 13.00-14.40. di Laboratorium Biologi Pertanian  Fakultas  Pertanian  Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

Prosuder Kerja
Prosedur kerja pratikum ini adalah sebagai berikut.
1.      Siapkan alat dan bahan
2.      Amati bunga. Tentukan bunga berdasarkan kelengkapan, kelamin, warna dan bagian-bagian bunga.
3.      Gambar bagian-bagian bunga tersebut.




















HASIL DAN PENGAMATAN
            Hasil dari pengamatan pratikum ini adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Morfologi bunga mawar (Rossa sp.).
Gambar tangan

Keterangan
Klasifikasi
·         Dalam kelengkapan bunga termasuk bunga lengkap.
·         Berdasarkan kelamin bunga termasuk bunga sempurna.
·         Berdasarkan jumlahnya termasuk bunga tunggal (Planta uniflora).
·         Penyerbukannya termasuk penyerbukan sendiri (Autogamy).
Kingdom: Plantae
Divisi:  Magnoliophyta
Kelas:  Magnoliopsida
Ordo: Rosales
Famili: Rosaceae
Subfamili: Rosoideae
Genus: Rosa L.



Tabel 2. Morfologi bunga pepaya (Carica papaya L.)
Gambar tangan

Keterangan
Klasifikasi
·         Dalam kelengkapan bunga termasuk bunga tidak lengkap.
·         Berdasarkan kelamin bunga termasuk bunga tidak sempurna.
·         Berdasarkan  jumlahnya jika bunga betina maka termasuk  bunga tunggal (Planta uniflora) sedanglan kalau bunga jantan termasuk bunga majemuk (Planta multiflora).
·         Penyerbukannya termasuk penyerbukan silang (Allogamy)
Kingdom: Plantae
Divisi:  Magnoliophyta
Kelas:  Magnoliopsida
Ordo: Violales
Famili: Caricaceae
Subfamili: Caricaideae
Genus: Carica
Spesies: Carica papaya L.
Tabel 3. Morfologi bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis).      
Gambar tangan

Keterangan
Klasifikasi
·         Dalam kelengkapan bunga termasuk bunga lengkap.
·         Berdasarkan kelamin bunga termasuk bunga sempurna.
·         Berdasarkan jumlahnya termasuk bunga tunggal (Planta uniflora).
·         Penyerbukannya termasuk penyerbukan sendiri (Autogamy)
Kingdom: Plantae
Divisi:  Magnoliophyta
Kelas:  Magnoliopsida
Ordo: Rosales
Famili: Rosaceae
Subfamili: Rosoideae
Genus: Rosa L.
Tabel 4. Morfologi bunga bougenville (Bougainville spectabilis ).          
Gambar tangan

Keterangan
Klasifikasi
·         Dalam kelengkapan bunga termasuk bunga tidak lengkap.
·         Berdasarkan kelamin bunga termasuk bunga sempurna.
·         Berdasarkan jumlahnya termasuk bunga majemuk (Planta multiflora).
·         Penyerbukannya termasuk penyerbukan sendiri (Autoogamy)
Kingdom: Plantae
Divisi:  Magnoliophyta
Kelas:  Magnoliopsida
Ordo: Caryophyllales
Famili: Nyctaginaceae
Subfamili: Nyctaginaideae
Genus: Bougainville spectabilis.
Pembahasan
            Berdasarkan  hasil pengamatan  menunjukan bahwa setiap bunga memiliki perbedaan yang mencolok. Perbedaan tersebut tergantung pada jenis tumbuhan apakah yang diamati tersebut.
Seperti pada mawar (Rossa sp.) yang kelengkapan bunganya termasuk bunga lengkap karena memiliki putik, tangkai, dasar bunga, benang sari, mahkota, dan kelopak. Selain itu bunga ini berdasarkan kelamin bunganya termasuk bunga sempurna karena memiliki putik dan benang sari. Kemudian bunga ini bertipe bunga tunggal (planta uniflora) karena bunganya hanya memiliki satu tangkai saja. Yang terakhir, jenis penyerbukannya  adalah penyerbukan sendiri (Autogamy).
Bunga pepaya (Carica papaya L.) memiliki kelengkapan bunga yang tidak lengkap karena tidak memiliki beberapa bagian bunga lengkap. Kemudian bunga ini termasuk bunga tidak sempurna berdasarkan kelamin bunga karena pepaya terbagi dua jenis  berdasarkan kelamin bunganya  yaitu bunga jantan yang hanya  memiliki benang sari dan bunga betina yang hanya memiliki putik saja. Berdasarkan  tipenya tergantung apakah bunga jantan atau  bunga betina,  jika bunga betina maka termasuk  bunga tunggal (Planta uniflora) sedanglan kalau bunga jantan termasuk bunga majemuk (Planta multiflora). Termasuk dalam penyerbukan silang (Allogamy).
Bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) yang memiliki kelengkapan bunga yang lengkap karena memiliki putik, tangkai, dasar bunga, benang sari, mahkota, dan kelopak. Termasuk dalam bunga sempurna berdasarkan kelamin bunga karena memiliki putik dan benang sari. Selain itu juga tipenya termasuk bunga tuggal karena hanya memiliki satu bunga dalam satu tangkai. Penyerbukannya termasuk penyerbukan sendiri (Autogamy).
Pada bunga bougenville (Bougainville spectabilis) termasuk dalam bunga tidak lengkap dalam  kelengkapan bunga karena tidak memeiliki salah satu  bagian bunga. Termasuk bunga sempurna karena memiliki putik dan benang sari. Kemudian termasuk bunga majemuk (Planta Multiflora) karena dalam satu tangkai terdapat banyak bunga. Memiliki penyerbukan sendiri (Autogamy).










KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan pada pratikum kali ini adalah sebagai berikut.
1.      Bunga dibedakan berdasarkan kelengkapan bunganya, yaitu bunga yang lengkap dan bunga yang tidak lengkap.
2.      Bunga menurut kelaminnya bunga sempurna yang memiliki putik dan benang sari, dan juga bunga tidak sempurna yang tidak memiliki salah satu diantaranya.
3.      Pada pepaya dibedakan menjadi dua jenis menurut kelaminnya yaitu pepaya jantan dan pepaya betina.
4.      Penyerbukan pada bunga dapat dibedakan menjadi beberapa jenis diantaranya penyerbukan silang dan penyerbukan sendiri.

Saran
Saran dalam pratikum ini adalah dimohonkan untuk dijelaskan proses penyerbukan pada bunga dan diharap kepada asisten dosen lebih lengkap dalam penyampaian materi.





DAFTAR PUSTAKA
Allard, 2011. Materi Pokok Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan, Universitas
Terbuka. Jakarta
Lakitan, 2010.  Identifikasi Bunga. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Sulasmi, 2009. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2003. Morfologi Tumbuhan. UGM Press. Yogyakarta.
Widya. 2012. Morfologi tumbuhan. UGM Press. Yoyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar